Mataram NTB - Hari Raya Idul Adha identik disebut Lebaran Haji atau Hari Raya Qurban. Pada lebaran Haji seperti ini biasanya masyarakat yang telah memiliki kemampuan lebih akan melakukan Qurban dengan menyembelih Hewan ternak. Pada umumnya di Kota Mataram Hewan Qurban yang biasa digunakan untuk Qurban adalah Kambing dan Sapi.
Oleh karena itu tidak heran saat memasuki Lebaran Haji / Hari Raya Idul Adha banyak muncul lapak-lapak penjual hewan Kurban di sepanjang jalan di wilayah Kota Mataram.
Hasil Penelusuran wartawan media indonesiasatu.co.id pada H-1 Hari Raya Idul Adha (16/06/2024) dari beberapa lapak penjual hewan Kurban di sepanjang jalan Majapahit Kota Mataram memperoleh banyak informasi tentang lika liku penjualan hewan Kurban.
Secara keseluruhan dari 5 lapak penjual hewan kurban yang ditemui media ini diperoleh informasi bahwa adanya peningkatan jumlah ekor hewan Kurban (khususnya Kambing) yang terjual pada Lebaran tahun ini, namun terjadi penurunan harga satuan jika dibandingkan dengan harga jual per Ekor Kambing pada tahun sebelumnya.
Hal ini dipengaruhi salah satunya oleh adanya Mall penjualan hewan kurban di Kota Mataram yang terletak di Jempong Kecamatan Sekarbela Kota Mataram yang harga jual Per Ekornya jauh dibawah penjual lokalan yang di lapak-lapak.
Rata-rata harga jual di lapak berkisar dari harga terendah 2, 5 juta rupiah hingga tertinggi 7 juta rupiah, sementara di Mall penjualan hewan kurban di samping jumlah stok yang sangat banyak karena memiliki modal besar sehingga mampu mendatangkan hewan kurban dari luar Kota Mataram harga jualnya pun jauh lebih rendah dari penjual yang di lapak lokalan.
Syamsul Hadi misalnya, pria asal Kekalik Kecamatan Sekarbela ini mengaku meski ada perkembangan jumlah pembeli dari tahun sebelumnya namun harga jual masih rendah. Saat ini Ia menyiapkan sekitar 50 ekor Kambing untuk di jual, dan hingga H-1 ini baru terjual sekitar 30 ekor.
“Alhamdulillah meski persaingan harga cukup ketat, hingga hari ini sudah terjual 30 ekor. Dibandingkan tahun kemarin cukup ada peningkatan, “ucap penjual yang sudah belasan tahun membuka lapak di tempat itu.
Begitu pula dengan H. Muhammad Nur Iman Malik. Warga kekalik ini juga mengaku adanya persaingan harga jual sehingga kambing yang dipersiapkan 22 ekor baru terjual sekitar 12 ekor hingga pada hari ini. Namun demikian cukup meningkat jumlah penjualan dengan tahun kemarin. Hanya saja harga jual tahun kemarin cukup tinggi.
Sementara Sabarudin, Pemilik lapak Hewan Kurban asal Kekalik ini menyatakan kekecewaannya kepada Mall hewan qurban yang ada di Jempong yang cukup mempengaruhi pembeli karena perbedaan harga.
“Bayangkan Mas, kambing yang kita jual 5 juta disini, di Mall itu dijual 3, 5 juta. Kita tentu tidak bisa mengikuti harga itu karena bajaj yang kita keluarkan per satu ekor itu hampir seharga yang mereka jual. Kalau mereka menjual dengan harga sama tidak masalah, “katanya menggebu-gebu.
Ia sangat berharap kepada pemerintah terkait agar ini bisa diterbitkan di tahun berikutnya mengingat dampak buruknya sangat mempengaruhi penjual lokal dengan modal kecil.
“Kalau tahun depan tetap seperti ini kami akan mengambil langkah sendiri terhadap Mall penjual hewan kurban tersebut, “ Pungkasnya.
Senada dengan Dedi Sudarman pemilik lapak hewan korban yang ada di jalan Majapahit depan Jln Segara Anak. Ia juga mengeluh persaingan harga tersebut. Meski meningkat dibandingkan tahun kemarin tetapi jika tidak ada Mall penjualan hewan tersebut tentu akan bisa meningkat lagi.
“Kami persiapkan 60 ekor Kambing dengan harga bervariasi, hingga saat ini alhamdulillah baru terjual 30 ekor ksmbing, “ucapnya.
Sulaiman, Warga Kekalik yang satu ini pada prinsipnya sama dengan rekan-rekan di lapak lainnya yang juga mengeluh atas harga hewan korban yang dijual di Moll Jempong. Namun demikian pria ini mengakui tahun ini ada peningkatan jumlah pembeli meskipun harga jual dibandingkan tahun lalu sedikit menurun.
Hingga H-1 Hari raya qurban tahun ini ia mengaku sudah menjual puluhan ekor. Harga jual yang ditawarkan pun bervariasi dari kisaran 2, 5 juta rupiah hingga 5 juta rupiah, sama dengan variasi harga jual seluruh lapak yang ada di jalan Majapahit. (Ada)